Senin, 15 Juni 2015

Jangan Lupa Bahagia!


Hidup ini bukanlah suatu ketiba-tibaan, tiba-tiba saya ada di dunia ini sebagai 'saya', tidak, saya sadar betul itu.
Kita lahir dan hidup melewati banyak fase pertumbuhan, hanya saja mungkin kita tidak ingat bahwa kita pernah bayi, tidak ingat bukan berarti tidak pernah terjadi bukan?
Kita tumbuh dari mulai bayi, balita, anak-anak, remaja, alay, dewasa, tua lalu mati. Bisa dibilang saat ini saya sedang berada pada fase transisi dari remaja ke dewasa, masih ada sisa-sisa kealayan disana, kadang masih labil dan belum begitu jelas tujuan hidupnya. Sejujurnya sayapun masih bingung dengan apa yang benar-benar saya inginkan dalam hidup ini.

Saya belum menemukan posisi saya di dunia ini sebagai apa, kalau ibarat mie instan sih apakah saya ini mienya, bumbu asin, atau cabe bubuk? atau mungkin minyak bawang? apa jangan-jangan saya ini cuma bahan pelengkap semisal bawang goreng kriuk? entahlah.. karena saya bukan mie instan.


Ada satu titik dimana saya merasa sangat paya dan belum bisa jadi apa-apa, tapi kemudian saya berpikir, memangnya siapa sih yang nyuruh kita buat jadi 'apa-apa'?

Semua orang membicarakan sukses, seolah menjadi sukses adalah suatu tolak ukur kemuliaan dalam hidup. Saya bahkan belum menemukan definisi sukses itu sebenarnya apa, apa sih sukse itu?
Sejauh ini saat saya mendengar kata sukses maka yang terlintas di benak saya adalah banyak uang--may be because I have no one, hehe. Selain itu, yang saya bayangkan tentang sukses adalah punya pekerjaan mentereng dengan gaji fantastis. Dan yang paling sederhana tentang sukses adalah ketika kita tidak perlu menunggu diskon kalau mau beli 'apa-apa', hehe.

Tapi semua itu menjadi ambigu ketika saya memikirkannya sekali-lagi, merenung lebih dalam lagi, bertanya pada hati, apa iya sukses itu begitu? apa sukses itu hanya melulu tentang materi?

Apakah seandainya kita terlahir sebagai ulat bulu menjijikan lalu pada suatu masa berubah jadi kupu-kupu nan cantik, itu sukses?

Atau.. saat seorang pemburu batu akik menemukan seonggok batu langka nun jauh di belantara hutan dan berhasil membawanya pulang lalu memahatnya, membentuk dan menggosoknya menjadi batu akik yang akhirnya terjual dengan harga sangat mahal, apa ia sukses?

Jadi apa sukses itu? apakah kalau kita sukses kita akan bahagia? jadi apakah kita hidup untuk sukses atau untuk bahagia?
apakah kita harus sukses untuk bisa bahagia?
atau.. saat kita tetap mencoba bahagia walaupun tak kunjung sukses maka sebenarnya kita sudah sukses? sukses menaklukan ego yang setinggi langit, sukses meredam hasrat dan ambisi duniawi yang terlampau serakah.

Lalu, apa sukses itu?

ah.. entahlah, saat ini saya hanya sedang berusaha untuk tidak lupa bahagia. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar