Hidup ini bukanlah suatu ketiba-tibaan, tiba-tiba saya ada
di dunia ini sebagai 'saya', tidak, saya sadar betul itu.
Kita lahir dan hidup melewati banyak
fase pertumbuhan, hanya saja mungkin kita tidak ingat bahwa kita pernah bayi,
tidak ingat bukan berarti tidak pernah terjadi bukan?
Kita tumbuh dari mulai bayi, balita,
anak-anak, remaja, alay, dewasa, tua lalu mati. Bisa dibilang saat
ini saya sedang berada pada fase transisi dari remaja ke dewasa, masih ada
sisa-sisa kealayan disana, kadang masih labil dan belum begitu jelas tujuan
hidupnya. Sejujurnya sayapun masih bingung dengan apa yang benar-benar saya
inginkan dalam hidup ini.
Saya belum menemukan posisi saya di
dunia ini sebagai apa, kalau ibarat mie instan sih apakah saya ini mienya,
bumbu asin, atau cabe bubuk? atau mungkin minyak bawang? apa jangan-jangan saya
ini cuma bahan pelengkap semisal bawang goreng kriuk? entahlah.. karena saya
bukan mie instan.
Ada satu titik dimana saya merasa
sangat paya dan belum bisa jadi apa-apa, tapi kemudian saya berpikir, memangnya
siapa sih yang nyuruh kita buat jadi 'apa-apa'?
Semua orang membicarakan sukses,
seolah menjadi sukses adalah suatu tolak ukur kemuliaan dalam hidup. Saya
bahkan belum menemukan definisi sukses itu sebenarnya apa, apa sih sukse itu?
Sejauh ini saat saya mendengar kata
sukses maka yang terlintas di benak saya adalah banyak uang--may be because I have
no one, hehe. Selain itu, yang saya bayangkan tentang sukses adalah punya
pekerjaan mentereng dengan gaji fantastis. Dan yang paling sederhana tentang
sukses adalah ketika kita tidak perlu menunggu diskon kalau mau beli 'apa-apa',
hehe.
Tapi semua itu menjadi ambigu ketika
saya memikirkannya sekali-lagi, merenung lebih dalam lagi, bertanya pada hati,
apa iya sukses itu begitu? apa sukses itu hanya melulu tentang materi?
Apakah seandainya kita terlahir
sebagai ulat bulu menjijikan lalu pada suatu masa berubah jadi kupu-kupu nan
cantik, itu sukses?
Atau.. saat seorang pemburu batu akik
menemukan seonggok batu langka nun jauh di belantara hutan dan berhasil
membawanya pulang lalu memahatnya, membentuk dan menggosoknya menjadi batu akik
yang akhirnya terjual dengan harga sangat mahal, apa ia sukses?
Jadi apa sukses itu? apakah kalau kita
sukses kita akan bahagia? jadi apakah kita hidup untuk sukses atau untuk
bahagia?
apakah kita harus sukses untuk bisa
bahagia?
atau.. saat kita tetap mencoba bahagia
walaupun tak kunjung sukses maka sebenarnya kita sudah sukses? sukses
menaklukan ego yang setinggi langit, sukses meredam hasrat dan ambisi duniawi
yang terlampau serakah.
Lalu, apa sukses itu?
ah.. entahlah, saat ini saya hanya
sedang berusaha untuk tidak lupa bahagia. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar