Rabu, 17 Juni 2015

Ramadhan, bulan puasa atau bulan ngabuburit?

Hari ini kita bertemu lagi dengan bulan yang penuh berkah, bulan Ramadhan, Marhaban ya syahru Romadhon! Senang sekali rasanya masih diperkenankan oleh Allah SWT untuk kembali mencicipi nikmatnya ber-Ramadhan, Alhamdulillah.
Namun ada yang terasa berbeda dari tahun ke tahun, entah ini memang dirasa semua umat di Indonesia atau cuma perasaan saya saja, semoga ini hanya perasaan saya saja yang berlebihan. Kok saya merasa makin tahun bulan ramadhan ini euforianya makin terasa pudar ya? Khususnya di Indonesia ini, lebih khususnya lagi di daerah tempat saya tinggal. Sekali lagi semoga ini hanyalah perasaan saya.

Senin, 15 Juni 2015

Membersihkan Karang Gigi--membersihkan aib dengan cara aib.

Kemaren saya habis dari dokter gigi, ngebersihin karang, sebenernya agak males juga sih tadinya, tiap kesana dokternya gak ada mulu, tapi saya paksain soalnya udah lama gak pernah jadi. Well, finally saya berangkat dan udah janjian juga sama dokternya, dia cewek, namanya dokter Novita, jadi saya gak malu-malu banget lah kalau nanti buka mulut di depan dia, soalnya karang gigi saya banyak banget gak pernah dibersihin, dulunya waktu kecil jorok sih jarang gosok gigi, akhirnya gigi saya jadi jelek dan saya menyesal sekarang. Saya juga sering gak pede kalo ketawa lebar-lebar takut keliatan ‘emas’nya hehehe.

Jangan Lupa Bahagia!


Hidup ini bukanlah suatu ketiba-tibaan, tiba-tiba saya ada di dunia ini sebagai 'saya', tidak, saya sadar betul itu.
Kita lahir dan hidup melewati banyak fase pertumbuhan, hanya saja mungkin kita tidak ingat bahwa kita pernah bayi, tidak ingat bukan berarti tidak pernah terjadi bukan?
Kita tumbuh dari mulai bayi, balita, anak-anak, remaja, alay, dewasa, tua lalu mati. Bisa dibilang saat ini saya sedang berada pada fase transisi dari remaja ke dewasa, masih ada sisa-sisa kealayan disana, kadang masih labil dan belum begitu jelas tujuan hidupnya. Sejujurnya sayapun masih bingung dengan apa yang benar-benar saya inginkan dalam hidup ini.

Saya belum menemukan posisi saya di dunia ini sebagai apa, kalau ibarat mie instan sih apakah saya ini mienya, bumbu asin, atau cabe bubuk? atau mungkin minyak bawang? apa jangan-jangan saya ini cuma bahan pelengkap semisal bawang goreng kriuk? entahlah.. karena saya bukan mie instan.

Selasa, 02 Juni 2015

Aku harus menyibukkan diri

Setiap kali kerinduan itu datang, aku sadar aku belum menjadi siapa-siapamu, belum menjadi yang halal bagimu, maka aku harus menyibukkan diri.

Setiap kali tersirat dalam benakku untuk memilikimu, maka akan lebih bijak jika aku memilih untuk merenung dan berpikir, sungguh bahkan diriku sendiri pun bukan milikku. Maka aku harus menyibukkan diri.

Pernah suatu malam aku berkhayal terlalu jauh, membayangkan betapa bahagianya jika masa itu datang, masa dimana kita tidak perlu lagi menahan dengan sakit semua perasaan ini, hidup bersama dan membangun keluarga, menyenangkan, tapi seperti sudah kubilang bahwa itu terlalu jauh, aku takut kita tak sampai, maka aku lebih memilih untuk senyap, menyampaikannya dalam bentuk do’a kepada-Nya yang maha menentukan, semoga kelak kita dipersatukan. Maka aku harus menyibukkan diri.

Oh, cinta kita datang terlalu dini, dimana masa depan masih menunggu untuk diperjuangkan, kita masih berhutang usaha meraih mimpi, dan kitapun belum selesai dengan diri sendiri. Maka kita harus menyibukkan diri.


Semoga dengan cara ini, Tuhan akan ridho dengan usaha baik kita menjaga hati dari nafsu, hingga pada akhirnya kita akan berjodoh juga. Amin.